Sabtu, 27 Juli 2013

Bandara Internasional Adi Sumamo Boyolali

Sumber gambar. http://catatanavantgarde.wordpress.com















Sumber Gambar: Wikimapia.org

SEDIMENTASI WADUK CENGKLIK : Warga Pertanyakan Realisasi Pengerukan

Solopos.com, BOYOLALI – Realisasi rencana pengerukan Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, dipertanyakan masyarakat. Sebab rencana itu telah mengemuka sejak pertengahan 2012 lalu, namun hingga kini belum dilaksanakan.
Salah seorang petani keramba di Waduk Cengklik, Walidi, 51, mengatakan rencana pengerukan Waduk Cengklik untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di waduk tersebut sudah terdengar lama. Segenap masyarakat, bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, menurut dia, juga mendukung rencana itu asalkan petani tetap diberi izin agar tetap bisa memanfaatkan waduk itu untuk budi daya ikan di keramba.
“Kami mendukung rencana pengerukan waduk. Tapi kami juga berharap bisa memper
oleh kejelasan tentang hal itu, terutama agar petani keramba tetap diizinkan bisa memanfaatkan waduk ini,” ujar Walidi ketika ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (27/7/2013).
Walidi mengatakan dengan pengerukan waduk tersebut diharapkan tingkat kedalaman air pascapengerukan dapat meningkatkan kualitas hasil budi daya ikan dengan keramba.
“Kalau dikeruk, berarti waduk menjadi lebih dalam dan air yang tersimpan menjadi lebih banyak,” tukasnya.
Terpisah, Asisten II (Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra) Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Juwaris, mengaku pihaknya pernah diajak berkoordinasi oleh dinas terkait perihal rencana pengerukan tersebut. Dari koordinasi tersebut, sebelum pengerukan yang didanai pemerintah pusat senilai Rp15 miliar itu dilaksanakan, ada tahap prapengerukan dan perbaikan tanggul, serta penambalan kebocoran waduk.
“Namun untuk detailnya, coba kontak dengan DPUESDM [Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral],” kata Juwaris.
Terkait realisasi rencana itu, Juwaris mengatakan para petani maupun pemilik keramba tidak perlu panik. Sebelum pengerukan dilakukan, bakal dilakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat.
”Supaya mereka memahami kegiatan pengerukan itu untuk mengoptimalkan fungsi waduk,” imbuh dia.
Kepala DPUESDM Boyolali, Cipto Budoyo, mengakui adanya rencana pengerukan itu. “Tetapi itu kewenangan Dinas PSDA Jateng. Hingga kini belum ada penjelasan lebih lanjut,” jelas Cipto.

AKSI TAWURAN : Ditemukan Gir Motor dan Bom Molotov, 18 Pelajar SMK Diamankan Polisi Boyolali

Solopos.com, BOYOLALI – Sebanyak 18 pelajar dari beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK), terpaksa diamankan aparat Polres Boyolali karena diduga akan melakukan aksi tawuran, Sabtu (27/7/2013).
Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu, penangkapan terhadap belasan pelajar itu berawal dari laporan warga yang menaruh curiga karena melihat puluhan pelajar bergerombol di Jl. Perintis Kemerdekaan Boyolali, dekat SMK Ganesha Tama, Sabtu siang, sekitar pukul 14.30 WIB.
Merasa khawatir para pelajar itu akan menyerbu SMK Ganesha Tama, warga pun bergegas menginformasikan hal itu kepada polisi. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti aparat berwajib dengan mendatangi lokasi.
Melihat kedatangan polisi, para pelajar itu pun langsung berhamburan melarikan diri untuk menghindari tangkapan polisi. Beberapa orang di antaranya bahkan berusaha bersembunyi. Saat itulah, tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang tengah berpatroli di kawasan itu melihat kejadian tersebut. Petugas Satpol PP pun segera turun tangan untuk membantu polisi. Sempat terjadi kejar-kejaran antara para pelajar dan aparat.
Hingga akhirnya ada 18 pelajar yang berhasil diamankan petugas. Mereka pun langsung dibawa ke Mapolres Boyolali, untuk didata identitas mereka dan dimintai keterangan lebih lanjut.
Sebanyak 18 siswa yang terjaring itu diketahui berasal dari dua SMK di Kabupaten Semarang, yaitu SMKN 1 Tengaran dan SMKN Kaliwungu, SMK Kristen Salatiga, SMKN 1 Mojosongo Boyolali dan satu pelajar dari SMK Ganesha Tama Boyolali.
Menurut keterangan Kasi Tribum dan Tranmas Satpol PP Boyolali, Radityo Sumarno, yang ikut membantu polisi mengamankan para pelajar tersebut, ditemukan bom molotov di tepi jalan tempat para pelajar itu bergerombol. Namun belum diketahui pasti pemilik benda itu karena para pelajar tersebut tidak ada yang mengakuinya.
Sementara data yang dihimpun dari Polres Boyolali, selain bom molotov, di lokasi kejadian petugas juga menemukan serangkai gir motor yang ditali menggunakan ikat pinggang. Benda itu juga belum diketahui pemiliknya. Kedua benda itu pun diamankan petugas berikut sepeda motor para pelajar tersebut. Oleh petugas di Mapolres, para pelajar tersebut didata identitasnya dan diberikan pembinaan.

Senin, 10 Oktober 2011

Boyolali Masuk Kota Kecil Terbersih Nasional



Boyolali (ANTARA News) - Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terpilih menjadi salah satu kota kecil terbersih nasional dan mendapatkan penghargaan Adipura 2011 yang keenam kali berturut-turut.

"Boyolali bukan hanya bersih kotanya, tetapi juga bersih hatinya, sehingga pemerintah memberikan penghargaan Adipura yang keenam kalinya secara berturut-turut," kata Bupati Boyolali Seno Samudro, di Boyolali, Sabtu.

Menurut bupati, menerima penghargaan Adipura untuk Kota Boyolali dinilai wajar, tetapi penilaian kali ini lain dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena, bukan hanya kotanya saja yang bersih, tetapi pemeritahan dan masyarakatnya juga demikian.

Sehingga, kata bupati, daerah yang menerima Adipura 2011 ini hanya di bawah 50 kota, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mendapatkan penghargaan lebih dari 100 kota.

Kendati demikian, ia menyampaikan penghargaan kepada masyarakat yang ikhlas dan sadar menjaga lingkungan masing-masing agar tetap lestari.

Selain itu, bupati juga menyampaikan penghargaannya kepada petugas kebersihan kota yang secara ikhlas menjaga kebersihan di lingkungan kota setiap hari.

Oleh karena itu, Pemkab tahun 2011 ini tidak mengkirabkan penghargaan kebersihan Adipura keliling Kota Boyolali, tetapi anggaran bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petugas kebersihan.

Bupati menjelaskan, Adipura adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup untuk membantu pemerintah daerah meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan lingkungan hidup di daerahnya dalam rangka mencapai Tata Praja Lingkungan.

Sasaran dari program Adipura adalah terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan lingkungan yang baik (good environment).

Tata Praja Lingkungan merupakan bagian dari upaya mewujudkan kepemerintahan yang baik, inti dari penerapan tata praja lingkungan dengan penguatan sistem koordinasi.

Sehingga, pemerintah bisa mendapatkan respon (tanggapan) yang tepat untuk penyelesaian masalah-masalah lingkungan yang mendesak.

Kendati demikian, bupati tetap berharap kepada masyarakat tetap mampu menjaga lingkungan bersih dan lestari. Tanaman yang hijau tetap dijaga agar Adipura sudah menjadi langganan Bagi Boyolali.

(B018/A035)

Editor: Suryanto

http://www.antaranews.com/berita/262473/boyolali-masuk-kota-kecil-terbersih-nasional

Sabtu, 09 Oktober 2010

Obyek Wisata Pengging, Boyolali Situs Peninggalan 4 Kerajaan Beken




Kabupaten Boyolali menyimpan satu pesona wisata alam dengan air melimpah. Tepatnya di Pengging, Kecamatan Banyudono. Banyak rahasia sejarah tersimpan di lokasi ini. Pengin tahu ? Simak reportase Anwar Mustafa, Deni Nurindragani dan Sekretaris Redaksi Koran JITU Ardito Yuliadhi yang ingin melihat peradaban luar.

MINGGU pagi, 27 Desember 2009, udara di Obyek Wisata Pengging masih sejuk. Mendung menghalangi sebagian sinar matahari. Tak ada panas terik menyengat hari itu. Selain karena cuaca yang agak mendung, banyak nya pepohonan di Pengging membantu kita bernapas leluasa. Hampir di semua peman dian yang ada di Pengging, pohon besar dan rimbun selalu menjadi ciri khas. Mempertahankan paru-paru bumi yang semakin lama kian susut. Luas areal Obyek Wisata Pengging ini memiliki luas total 2.500 meter persegi. Sebagian besar wilayahnya berada di bawah pengelola an Dinas Pariwisata Pemkab Boyolali.

Secara khusus, Peng ging diurus oleh unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Sedikitnya terdapat tiga pemandian alam dan satu pemandian buatan yang khusus dipakai untuk anak-anak. Minggu itu, semua pemandian penuh. “Kalau liburan, rata-rata peng unjung 1.000 orang. Selain hari libur, ya sepi. Membeludak sampai 4.000 orang kalau ada momen khusus. Misalnya padusan sebelum puasa Ramadan,” ujar Wali yanto, Kepala UPTD Budaya Ziarah Pengging Dinas Pariwisata Pemkab Boyolali kepada Koran JITU. Di obyek wisata yang umum, terdapat tiga pemandian alami, yakni Umbul Ngabean, Temanten dan Dudo. Du lu, di umbul tersebut sering digelar perlombaan musik tradisional ciblon. Musik ini unik. Karena dimainkan tanpa alat musik. Bunyi dihasilkan denga n sebuah teknik tertentu memukul air yang dilakukan sambil mandi. Warga setempat sangat akrab dengan musik ciblon ini. Ada kalanya, sebagai sebuah kebiasaan, tradisi ciblon sambil bermusik ini dilakukan setiap kali mandi di berbagai umbul (sumber air) yang ada di Pengging. “Tetapi sekarang sudah jarang digelar lomba. Tradisi itu sebenarnya bisa menarik wisatawan. Apalagi, sekarang di sini sudah dibangun Amphitheatre. Kalau kebiasaan masyarakat ciblon masih dilakukan,” kata Waliyanto. Pengging dilengkapi pula dengan wisata kuliner. Yang menjadi unggulan adalah pemancingan. Wisatawan bisa mendapatkan ikan di sini, lalu langsung memasaknya. Kalau malas mancing, ada restoran yang menyediakan berbagai menu cepat saji. Obyek wisata ini juga dekat dengan pasar. Banyak barang kerajinan tradisional khas Boyolali dipasarkan di tempat itu. Pokoknya lengkap. Selain lokasi yang sudah disebutkan di atas, Pengging masih memiliki beberapa pemandian. Namun, fungsinya sedikit berbeda karena lebih mengarah pada wisata ziarah. Yakni Umbul Sungsang, Keputren, Kedhaton dan beberapa sumber air alami lain. Perbedaannya, umbul- umbul tersebut lebih dikunjungi wisatawan yang mempunyai tujuan ziarah. “Mereka ini datangnya malam hari. Biasanya di atas pukul 23.00. Hampir setiap malam ada peziarah datang. Paling ramai kalau Jumat yang jatuh di hari pasaran Jawa Pahing. Kalau siang seperti ini, jarang. ,” beber Waliyanto. Para peziarah tersebut memang tak salah jika berkunjung ke Pengging dengan berbagai peninggalannya. Kerajaan Majapahit misalnya. Di salah satu sudut Obyek Wisata Pengging ada makam Dyah Ayu Retno Kedhaton, putri Prabu Brawijaya. Lalu, ada makam Kebo Kenanga, . Selain itu, ada juga orang penting bernama Handayaningrat, orang yang pernah berada di Kerajaan Mataram. Tidak hanya pejabat kerajaan saja yang dimakamkan di Pengging. Yosodipura I juga beristirahat terakhir di Pengging dan menjadi salah satu ikon wisata ziarah di tempat ini. Tidak sulit mencapai seluruh lokasi tersebut. Jaraknya masing- masing umbul dan makam para tokoh sejarah berdekatan. Hanya ratusan meter dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Sekaligus, menikmati hawa bersih Pengging, di Kecamatan Banyudono, Boyolali. (den/anw/dto)

Selasa, 17 November 2009

Putra-Putri Terkenal Kelahiran Boyolali

Boyolali telah banyak melahirkan putra-putri yang berhasil dan banyak dikenal di seantero wilayah Indonesia, bahkan dunia. Beberapa putra terkenal kelahiran Boyolali adalah sebagai berikut:
Prof. Dr. Soeharso. Ia adalah dokter terkenal dan pendiri YPAC. Ia adalah merupakan salah satu pahlawan nasional.
Laksamana Widodo AS. Ia adalah pernah menjabat sebagai KSAL, panglima TNI dan Menkopolhukam di era pemerintahan presiden SBY.
Ir. Joko Kirmanto. Ia adalah Menteri Pekerjaan Umum di era pemerintahan presiden SBY.